KAMP KEPEMIMPINAN HIGH SCHOOL
– “Kepemimpinan bukanlah tentang gelar atau jabatan. Tetapi tentang dampak, pengaruh, dan inspirasi.” – Robin S. Sharma. –
Apa yang terjadi ketika Anda menggabungkan 73 calon pemimpin, 10 tim, dan 2 hari penuh kegiatan yang menyenangkan bersama? Anda akan mendapatkan Kamp Kepemimpinan Prefek—sebuah petualangan dua hari yang penuh dengan kerja sama tim, tawa, dan pelajaran berharga seumur hidup. Pada tanggal 10 dan 11 Januari, kamp ini bukan hanya tentang membangun keterampilan kepemimpinan, tetapi juga tentang menciptakan kenangan yang tak terlupakan. Dari tantangan yang mendebarkan hingga momen api unggun yang hangat, para Prefek membuktikan bahwa pemimpin hebat dapat menghadapi segala situasi.
Ketika memulai kamp, Dr Dan menyampaikan pidato inspiratif yang menekankan pentingnya kerja sama tim, dan segera mengajak para peserta terlibat dalam keseruan kegiatan “Simpul Manusia”. Tim-tim berusaha memutar dan meluruskan tangan mereka untuk melepaskan diri, suatu demonstrasi yang sangat baik tentang perjalanan menghadapi tantangan bersama. Setelah itu, kegiatan berikutnya adalah “Dapatkan Barangnya”, suatu aktivitas ringan yang menguji kecepatan dan kecerdasan setiap siswa saat mereka berlari untuk mengumpulkan berbagai barang dari teman satu timnya, mulai dari pulpen hingga sepatu kiri seseorang. Suasana pun dipenuhi dengan tawa saat tim-tim mulai merasa lebih nyaman satu sama lain.
Pada sore harinya, sesi lokakarya dari Ms Junaida memberikan jeda reflektif di tengah kegembiraan, beliau membahas apa yang membuat sebuah acara benar-benar bermakna dan bagaimana serta apa artinya membuat sebuah acara yang “baik”. Para siswa belajar bahwa terkadang sebuah acara tidak akan bisa memuaskan semua orang, tetapi pada akhirnya hal tersebut tidak menjadi masalah dan akan selalu ada ruang untuk terus berkembang. Sesi ini dilanjutkan dengan kegiatan ringan “Menjadi Tante”, di mana para peserta menirukan pose khas yang terinspirasi oleh tante-tante pada umumnya.
Selanjutnya, Mr Gareth mengambil alih panggung dengan sesi lokakarya mengenai pentingnya kepemimpinan, menekankan kualitas seperti integritas, adaptabilitas, dan empati. Pelajaran yang dipelajari oleh para siswa segera diuji pada acara “Obor-Obor”, sebuah acara malam yang menggabungkan strategi, kerja sama tim, dan keseruan. Tim-tim bekerja sama untuk membawa lilin mereka melintasi lapangan sambil menghindari balon air yang dilemparkan oleh guru dan para anggota STUCO. Sambil menahan cipratan air, mereka tetap fokus menyalakan obor di garis akhir, tidak hanya menyalakan api, tetapi juga rasa bangga atas pencapaian yang telah mereka raih bersama.
Setelah makan malam, para siswa memulai tantangan seru “Berjalan dalam Keberanian”, mereka menelusuri area sekolah yang gelap dalam kelompok sambil menyelesaikan berbagai misi. Guntur dan hujan yang turun secara tiba-tiba membuat petualangan ini menjadi pengalaman yang lebih memacu adrenalin. Akhirnya, malam itu diakhiri dengan api unggun yang hangat, di mana para peserta menikmati marshmallow panggang, cokelat panas, dan suara hujan yang menenangkan.
Hari kedua dimulai dengan cuaca cerah dan penuh semangat dengan senam pagi, membuat semua peserta meregangkan tubuh mereka dan mengusir rasa kantuk. Semangat ini berlanjut ke kegiatan pencarian harta karun di mana kelompok-kelompok bersaing satu sama lain, tetapi juga bekerja sama untuk menyelesaikan tantangan-tantangan kreatif. Dari merekam video TikTok mengenai alasan mereka ingin menjadi prefek, hingga memandu teman satu timnya yang matanya tertutup dalam kegiatan “Menyentuh Warna”, dan bekerja sama untuk menyelesaikan “Labirin Mania” yang rumit, kegiatan-kegiatan ini menunjukan rasa saling percaya antar anggota tim. Tim-tim tersebut juga menunjukkan kesabaran dan ketelitian dalam “Lomba Gulung” dan tantangan unik namun sulit dari “Keseimbangan Kaus Kaki”. Momen-momen ini menunjukkan kepada setiap tim pentingnya komunikasi, kemampuan berpikir cepat, dan kerja sama tim.
Setelah tantangan-tantangan tersebut, terdapat sesi “Bersih-Bersih” untuk merayakan para pahlawan yang tidak terlihat di sekolah—yaitu, para petugas kebersihan. Para siswa dengan antusias mendengarkan saat staf kebersihan berbagi tips tentang menjaga lingkungan sekolah tetap aman dan nyaman, lalu langsung mempraktikkannya. Apresiasi yang ditunjukkan untuk kerja keras mereka mengingatkan kita bahwa tindakan kecil penuh rasa syukur dapat memberikan dampak yang besar bagi orang lain.
Hari itu ditutup dengan berbagai lokakarya praktik. Setiap siswa membuat rencana aksi yang terperinci, menyusun jadwal untuk acara hipotetis bersama tim mereka. Lokakarya mengenai anggaran yang dipimpin oleh Ms Diah mengajarkan siswa tentang pentingnya perencanaan keuangan dan pengelolaan sumber daya. Keterampilan-keterampilan ini pasti akan sangat dibutuhkan ketika bekerja di sebuah organisasi seperti Prefek. Pada akhir kamp, semua peserta pulang dengan persahabatan baru, keterampilan berharga, dan kenangan yang tak terlupakan. Namun, pelajaran terpenting yang mereka dapatkan adalah: pemimpin yang baik bukanlah yang hanya memberi perintah, tetapi yang mendukung setiap anggota di tim mereka agar bersama-sama meraih pencapaian yang lebih besar.


























